FT UNWIR – Dunia medis mengenal sejumlah kelainan genetik yang berkaitan dengan anomali salinan kromosom, salah satunya Down syndrome. Kondisi trisomi paling umum ini diperingati setiap tahun pada tanggal 21 Maret sebagai Hari Down Sindrom Sedunia. Down syndrome adalah kondisi dimana penderitanya mewarisi kelebihan satu kromosom.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebutkan bahwa normalnya, manusia memiliki 46 kromosom. Sementara, bayi dengan Down syndrome lahir dengan satu kelebihan kromosom nomor 21. Kromosom 21 normalnya hanya sepasang, namun karena kelainan pembelahan kromosom jadi berjumlah 3. Oleh karena itu, kondisi Down syndrome juga dikenal sebagai Trisomi 21.

Ekstra salinan kromosom tersebut memengaruhi cara tubuh dan otak bayi berkembang. Hal ini kemudian memicu gangguan mental serta fisik pada bayi yang berlanjut hingga ia dewasa. Orang dengan Down syndrome biasanya memiliki ukuran kecerdasan (IQ) rendah hingga sedang.

Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan anak-anak dengan Down syndrome berbicara lebih lambat dibanding anak-anak lain. Down syndrome sendiri merupakan kondisi trisomi yang paling sering terjadi di dunia dibandingkan kasus trisomi lainnya, seperti Edwards syndrome atau Patau syndrome.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat kasus Down syndrome setidaknya memengaruhi 3.000 hingga 5.000 kelahiran per tahun.

Sejarah Diperingati Hari Down Syndrome Sedunia

Menurut World Down Syndrom Day (WDSD), hari peringatan untuk Down syndrome telah diamati sejak 2006. Kegiatan dimulai oleh Down Syndrome Association Singapura yang meluncurkan dan menjadi tuan rumah dari situs WDSD atas nama Down Syndrome International (DSI). Situs tersebut banyak merekam aktivitas-aktivitas dari penyandang Down syndrome di seluruh dunia.

Kampanye terkait Down Syndrome mulai dilaksanakan berkat kerjasama antara Federasi Asosiasi Down Syndrome Brasil dan DSI untuk menghimpun dukungan global. Menyusul kerja sama tersebut, resolusi terkait WDSD tersebut diadopsi melalui konsensus dalam rapat Komite Ketiga Majelis Umum PBB pada November 2011. World Down Syndrome Day atau Hari Down Sindrom Sedunia akhirnya dideklarasikan oleh Majelis Umum PBB pada Desember 2011.

Kampanye Hari Down Sindrom Sedunia dirancang untuk meningkatkan kesadaran publik tentang Down syndrome. Melalui deklarasi tersebut ditetapkan bahwa tanggal 21 Maret dipilih sebagai Hari Down Sindrom Sedunia. Resolusi ini turut didukung dan disponsori oleh 78 negara anggota PBB. Hari Down Sindrom Sedunia baru mulai dirayakan pertama kali di tahun berikutnya, yaitu 2012.

Pemilihan tanggal 21 Maret menggambarkan keunikan dari kondisi Down syndrome itu sendiri. Tanggal 21 melambangkan kromosom 21, sementara Maret adalah bulan ke-3 yang melambangkan kondisi triplikasi atau trisomi pada penderita Down syndrome. Tema Kampanye Hari Down Sindrom Sedunia 2022 Tahun ini merupakan peringatan Hari Down Sindrom Sedunia yang ke-11.

Hari Down Sindrom Sedunia 2022 mengangkat tema kampanye berupa pertanyaan “What does inclusion mean?” atau dalam bahasa Indonesia “Apa makna inklusi?”

Tema tersebut dilengkapi dengan kata kunci berupa “Inclusion mean___” yang diterjemahkan sebagai “Inklusi artinya…(isi pendapat masing-masing)”

Tema “Inclusion Mean” dirancang sebagai momen bagi komunitas Down syndrome global untuk terhubung setiap tahun, sehingga semua bisa:

  1. saling berbagi ide, pengalaman, maupun pengetahuan;
  2. memperdayakan satu sama lain untuk mengadvokasi hak yang sama bagi orang-orang dengan Down syndrome;
  3. menjangkau pemangku kepentingan utama untuk membawa perubahan positif.

Sumber :

  1. google.com
  2. tirto.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *